Daerah Istimewa Yogyakarta

" Ngayogyakarta kuthane aman, berhati nyaman.. Kota seniman, kota pelajar, lan kabudayaan "
demikianlah sepenggal lirik yang dapat menggambarkan tentang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)..,
Siapa yang tidak mengenal DIY ?? namanya aja sudah istimewa, hhe..
Tapi, banyak juga lho yang belum mengenal salah satu provinsi terkenal di Indonesia ini., oleh karena itu.. saya akan membahas sebagian besar mengenai provinsi yang sangat mempesona ini.. cekidot ::
Yogyakarta, dahulu sebelum Indonesia merdeka, bahkan sebelum kedatangan negeri Belanda.. merupakan sebuah daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut dwipraja yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. Kemudian, penjajah datang ke Indonesia, dan pemerintahan menjadi dikuasai oleh Hindia Belanda,. Meski demikian, mereka tetap mengakui Kasultanan dan Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangganya sendiri yang dinyatakan dalam kontrak politik.
Bertahun-tahun lamanya, hingga Indonesia mengumumkan kemerdekaannya.. Lalu,. Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.
Demikian sejarah singkat tentang DIY mengenai sistem pemerintahannya, yang selanjutnya terus berlangsung hingga saat ini.. Pindah ke materi yang lain, yaitu mengenai keadaan/kondisi geografinya..
Yogyakarta terletak ditengah Pulau Jawa bagian Selatan. Secara astronomis, Yogyakarta terletak pada 7derajat3menit – 8derajat12menit LS dan 110derajat00menit – 110derajat50menit BT. Sedangkan secara geografis, DIY berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah di bagian Barat, Utara, dan Timur., sedangkan di bagian Selatan, yaitu Samudra Hindia.
Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunungapi Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi Dataran Rendah.

Masuk ke pembahasan selanjutnya, yaitu mengenai keadaan ekonomi nya. Atau bisa kita sebut pariwisatanya, hhe... Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta antara lain meliputi sektor Investasi; Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM., Pertanian, Ketahanan Pangan, Kehutanan dan Perkebunan,. Perikanan dan Kelautan,. Energi dan Sumber Daya Mineral., serta Pariwisata.
Dari itu semua, mungkin pariwisata adalah yang paling berperan,. Pasalnya.. di Yogyakarta terdapat banyak sekali tempat-tempat pariwisata yang pengunjungnya tidak hanya wisatawan domestik, tetapi juga asing/mancanegara.. Yang berpengaruh besar pada penambahan devisa Negara. Misalnya adalah : Pantai parangtritis, memiliki pemandangan laut selatan yang begitu indah dan eksotis, dapat menarik perhatian wisatawan-wisatawan di seluruh dunia. Juga karena adanya mitos yang sangat populer di sana, yaitu tentang adanya Nyai Roro Kidul, yaitu ratu atau jin atau seorang wanita penunggu pantai selatan (katanya),. Selain itu, ada juga Candi Prambanan,. Sebuah candi peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia berabad-abad silam. Sebuah komplek candi yang sangat besar, yang memiliki cerita/sejarah sangat luar biasa hebat dalam pembangunannya. Di samping itu, ada lagi Pasar Malioboro,. Mungkin di sini akan sering ditemui para wisatawan asing yang berbelanja barang-barang, pernak-pernik, dan cinderamata khas Yogyakarta,. Merupakan pasar yang sangat panjang, yaitu sepanjang jalan Malioboro itu sendiri. Sedangkan jalan tersebut akan berujung di sebuah lapangan/alun-alun yang merupakan komplek keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Di komplek keraton tersebut juga dibuka sebagai tujuan atau objek wisata yang sangat menarik.
Sangat banyak objek pariwisata di DIY, dari yang bernuansa Pegunungan, pantai, tempat hiburan, tempat berbelanja, seni budaya, dan lain lain.
Seperti telah disebutkan pada penggalan lirik di muka postingan ini.. Kota ini juga biasa disebut Kota pelajar,. Mengapa demikian ??
Jawabnya,. karena di Jogja (panggilan akrab DIY) ini terdapat sekolah-sekolah, dari jenjang yang paling bawah, hingga perguruan tinggi yang jumlahnya banyak sekali.. Hingga kita bisa menyebut bahwa keramaian yang ada di Jogja itu sebagian besar adalah karena adanya para pelajar/mahasiswa yang berbondong-bondong datang dari luar kota dan indekost di sana.
Maklum, di Jogja banyak sekali perguruan tinggi yang cukup populer dan favorit, seperti : universitas gajah mada (UGM), universitas islam negri (UIN) Sunan Kalijaga, universitas islam Indonesia (UII), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan masih banyak lagi..
Selain perguruan tinggi, jenjang sekolah menengah atas (SMA) nya pun juga merupakan sekolah-sekolah unggulan di negeri ini, semisal : SMA N 1 Yogyakarta atau yang biasa disebut “SMA Teladan”, lalu SMA N 3 Yogyakarta , dikenal dengan sebutan 3B atau biasanya, Padmanaba.. dan lain-lain.

Cukup ngomongin tentang sekolah nya,. Kita cari topik yang lain, sosial budaya seru juga… capcus ::
Tentang kebudayaan dan keagamaan.. DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang fisik maupun yang non fisik. Potensi budaya yang fisik antara lain ; kawasan cagar budaya dan benda cagar budaya, sedangkan potensi budaya yang non fisik seperti ; gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.
Kita ketahui, bahwa Jogja merupakan bagian dari suku Jawa, yang terkenal dengan sifatnya yang lemah lembut, dan sopan santun. Ini menimbulkan citraan bahwa masyarakat Yogyakarta juga demikian perwatakannya,. Sehingga akan terasa aman dan tentram juga damai bila berada di sana. Tetapi, pada jaman modern ini, karena pengaruh teknologi.. timbul pola kehidupan masyarakat yang dapat dibilang merusak kebudayaan Yogyakarta, tentu yang dibicarakan di sini adalah masyarakat yang tinggal di wilayah ini. Seperti : anak-anak punk (gembel), pengamen waria, dan banyak lagi contohnya.

Sedang dari sisi keagamaan,. Penduduk DIY mayoritas beragama Islam yaitu sebesar 90,96%, selebihnya beragama Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha.
Sisi lain yang dapat kita lihat pada masa modern ini.. karena banyaknya sarana dan prasarana memadahi yang disediakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, kota ini juga disebut dengan kota megapolitan. . Banyak penduduk dari kota-kota sekitar Jogja yang menghabiskan waktu luangnya dengan mengunjungi kota seniman ini., misalnya dari Klaten, Solo, dll.. Sehingga nampaklah keramaian di kota ini,. Ini menjadikan jalan-jalan di Jogja sering macet,. Dan untuk meminimalisir keadaan tersebut, pemerintah kota Yogyakarta mengadakan kendaraan umum yang disebut “Trans Jogja”, semua ini menjadikan Yogyakarta seperti halnya dengan Ibukota Negara kita, Jakarta.

Demikianlah uraian mengenai kota Yogyakarta,. Kita akan lanjutkan dengan kota-kota di Indonesia lainnya,.
Terima kasih :)

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta dengan sedikit perubahan dan improvisasi :D

1 komentar:

dewianggre mengatakan...

benar ,
gada kata yang bisa ngungkapin indah nya , nyaman nya yogyakarta

Posting Komentar